PENGARUH KETIDAKHARMONISAN KELUARGA TERHADAP
KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA DI SMA PGRI TAYU
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai penelitian tentang kenakalan
remaja telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dan mempunyai fokus
dan kajian yang berbeda. Mereka meneliti sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2007) yang melihat kenakalan
remaja dari dari sudut pandang psikologi dan sosiologi. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa kenakalan remaja muncul tergantung dari diri
masing-masing remaja, karena manusia berbeda-beda menangkap sesuatu dari luar
baik itu hal yang positif ataupun negatif yang bisa menghasilkan suatu
kenakalan remaja.
Selain itu faktor lingkungan sosial juga mempengaruhi psikologis remaja untuk melakukan suatu kenakalan remaja. Penelitian seperti ini memang banyak sekali dilakukan peneliti di Indonesia mengingat maraknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh anak muda atau remaja. Namun hanya ada sebagian kecil peneliti yang mengkaji dari pendekatan agama atau religi. Salah satu orang yang mengkaji itu adalah Nur Yaddien (2007) yang memakai beberapa hadits. Salah satu diantaranya menyebutkan bahwa Islam sebagai agama yang membawa konsep rahmatan lil ‘alamin mewajibkan orang tua untuk mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya terhadap anak-anaknya karena orang tua yang baik adalah yang penyayang terhadap orang keluarganya. Jika anak diberikan pendidikan dengan kasih sayang dan perhatian persahabatan serta komunikasi yang harmonis maka dia akan belajar menemukan cinta dan jati diri. Ini berarti penulis beranggapan bahwa anak remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis serta tidak mempunyai pola komunikasi yang baik, maka remaja tersebut cenderung menjadi remaja yang nakal.
Selain itu faktor lingkungan sosial juga mempengaruhi psikologis remaja untuk melakukan suatu kenakalan remaja. Penelitian seperti ini memang banyak sekali dilakukan peneliti di Indonesia mengingat maraknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh anak muda atau remaja. Namun hanya ada sebagian kecil peneliti yang mengkaji dari pendekatan agama atau religi. Salah satu orang yang mengkaji itu adalah Nur Yaddien (2007) yang memakai beberapa hadits. Salah satu diantaranya menyebutkan bahwa Islam sebagai agama yang membawa konsep rahmatan lil ‘alamin mewajibkan orang tua untuk mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya terhadap anak-anaknya karena orang tua yang baik adalah yang penyayang terhadap orang keluarganya. Jika anak diberikan pendidikan dengan kasih sayang dan perhatian persahabatan serta komunikasi yang harmonis maka dia akan belajar menemukan cinta dan jati diri. Ini berarti penulis beranggapan bahwa anak remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis serta tidak mempunyai pola komunikasi yang baik, maka remaja tersebut cenderung menjadi remaja yang nakal.
Demilian pula penelitian Adi Prakosa
(2007) yang meneliti tentang kenakalan remaja yang disebabkan oleh kurangnya
komunikasi keluarga. Pendekatan keagamaan dan sosial digunakan dalam penelitian
ini. Lalu ada juga peneliti yang mengkaji dalam bidang sosial budaya yaitu
Yulianti M (2007) yang cenderung berargumen bahwa kenakalan remaja sudah
terjadi sejak berabad-abad yang lampau dan terus berkembang sepanjang zaman
hingga saat ini di mana kenakalan remaja paling marak-maraknya karena
kebudayaan barat sudah tercampur pada kebudayaan indonesia. Berbeda lagi dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wisnubroto AP (2009) di Bantul Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, teman sebaya
adalah orang yang paling berpengaruh terhadap tingkah laku dan pola hidup para
remaja. Teman sebaya bagi remaja adalah tempat kedua setelah keluarga, bahkan bisa
menjadi tempat pertama sebelum keluarga. Perasaan nyaman bisa didapatkan
remaja ketika bersama dengan kelompok
teman sebaya daripada bersama dengan keluarganya. Banyaknya waktu diluangkan
oleh remaja bersama dengan kelompok teman sebaya di luar rumah daripada
orangtua adalah salah satu alasan pentingnya peran teman sebaya bagi remaja,
terutama pada sikap, pembicaraan, minat, dan perilaku (Hurlock, 1980).
mas hengki,, lho, kok cuma tinjauan pustaka tok,, laennya mana? tolong dilengkapi yah,,makasih...kembangkan terus blognya yah,,,
BalasHapusdalam postingan ini saya rasa kurang lengkap karena hanya ada tinjauan pustakanya saja
BalasHapusups sorry............
BalasHapus